Senin, 15 Juni 2015

Diagram dan Rumus Bunga

DIAGRAM DAN RUMUS BUNGA
A.    Simetri Pada Bunga
Bidang simetri pada bunga merupakan bidang vertikal yang membelahbunga dalam berbagai arah sehingga terbagi menjadi dua bagian yang sebangun.
Ada tiga tipe simetri, yaitu:
1.      Radial simetri (achriomorphus).
Bunga dibelah oleh sebuah bidang simetri dalam 3 atau 6 jurusan dan setiap kali akan menjadi dua bagian yang sama dan sebangun.
2.      Bilateral simetri (zygomorphus)
Bunga dibagi oleh bidang simetri dalam satu jurusan yang sama dan sebangun.
3.      Asimetri (asymetrus)
dimana suatu bunga yang tidak dapat dibagi sama sekali oleh bidang sinetri menjadi dua bagia yang sama atau setangkup.
B.     Diagram Bunga 
Diagram bunga merupakan gambaran proyeksi pada bidang datar dari semua bagian yang dipotong melintang, jadi pada diagram itu digambarkan penampang-penampang melintang daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari dan putik, juga bagian-bagian lain yang masih ada selain keempat bagian utama tersebut. Perlu diperhatikan, bahwa lazimnya dari daun-daun kelopak dan tajuk bunga digambar penampang melintang bagian tengah-tengahnya, sedang dari benang sari digambarkan penampang kepala sari, dan dari putik penampang melintang bakal buahnya.

Jika kiata hendak membuat diagram bunga, kita harus memperhatikan hal-hal berikut:
1.      Letak bunga pada tumbuhan. Dalam hubungannya dengan perencanaan suatu diagram, kita hanya membedakan dua macam letak bunga:
a.       Bunga pada ujung batang atau cabang (flos terminalis)
b.      Bunga yang terdapat  dalam ketiak daun (flos axillaris)
2.      Bagian-bagian bunga yang akan kita buat diagram tadi tersusun dalam beberapa lingkaran.

    Jika dari bunga yang hendak kita buat diagramnya telah kita tentukan kedua hal tersebut, kita mulai dengan membuat sejumlah lingkaran yang konsentris, sesuai dengan jumlah lingkaran tempat duduk bagian-bagian bunganya, kemudian melalui titik pusat lingkaran-lingkaran yang konsentris itu kita buat garis tegak lurus (vertikal). Untuk bunga di ketiak daun, garis itu menggambarkan bidang yang dapat dibuat melalui sumbu bunga, sumbu batang yang mendukung bunga itu, dan tengah-tengah (poros bujur) daun, yang dari ketiaknya muncul bunga tadi. Bidang ini disebut bidang median. Pada garis yang menggambarkan bidang median itu di sebelah atas lingkaran yang terluar digambarkan secara skematik penampang melintang batang (digambar sebagai lingkaran kecil), dan disebelah bawahnya gambar skematik daun pelindungnya. Pada lingkaran-lingkarannya sendiri berturut-turut dari luar ke dalam digambar daun-daun kelopak, daun-daun tajuk, benang sari, dan yang terakhir penampang melintang bakal buah.
Dalam menggambar bagian bunga-bunganya sendiri yang harus diperhatikan ialah:
  •  Berapa jumlah masing-masing bagian bunga tadi.
  • Bagaimana susunannya terhadap sesamanya (misalnya daun kelopak yang satu dengan yang lain): bebas satu sama lain, bersentuhan tepinya, berlekatan, atau lain lagi.
  • Bagaimana susunannya terhadap bagian-bagian bunga yang lain (daun-daun kelopak terhadap daun-daun tajuk bunga, benang sari, dan daun-daun buah penyusun putiknya): berhadapan atau berseling, bebas atau berlekatan, dan seterusnya.
  • Bagaimana letak bagian-bagian bunga itu terhadap bidang median.
         Ternyata, bahwa seringkali bidang median itu membagi bunga dalam dua bagian bunga yang setangkup (simetrik).
        Bagi bunga yang letaknya pada ujung batang/cabang , tidak dikenal bidang mediannya,di sebelah atas lingkaran yang terluar tidak pula digambar penampang melintang batang (karena pada bunga yang demikian batang itu akan bersambung dengan tangkai bunga), tetapi pada sebelah bawah biasanya masih ditambahkan gambar penampang melintang daun pelindung (jika ada).
Telah dikemukakan pula, bahwa dalam pembuatan diagram bunga selain keempat bagian bunga yang pokok: kelopak, tajuk, benang sari, dan putik, dapat pula digambar bagian-bagian lain. Jika memang ada dan dipandang perlu untuk dikemukakan. Bagian-bagian lain pada bunga yang seringkali dapat menjadi ciri yang khas untuk golongan tumbuhan tertentu dan sewajarnya pula jika dinyatakan pada diagram bunga, antara lain:
a.       Kelopak tambahan (epicalyx), umum terdapat pada tumbuhan sukuMalvaceae, misalnya kapas (Gossypium sp.), kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) dan lain-lain.
b.      Mahkota (tajuk) tambahan (corona), yang biasa terdapat pada sukuAsclepiadaceae, misalnya: biduri (calotropis gigantean Dryand.).
Dikemukakan pula dalam membicarakan perihal bagian-bagian bunga, bahwa ada bagian-bagian bunga yang mengalami metamorfosis atau tereduksi atau lemyap sama sekali. Bertalian dengan soal ini dalam menyusun diagram bunga kita dapat berpendirian:
1.      Hanya menggambarkan bagian-bagian bunga menurut apa adanya,
2.      Membuat diagram bunga yang tidak hanya memuat bagian-bagian yang benar-benar ada, tetapi juga menggambarkan bagian-bagian yang sudah tidak ada (tereduksi), namun menurut teori seharusnya ada.
Dengan demikian kita dapat membedakan dua macam diagram bunga:
a.       Diagram bunga empirik, yaitu diagram bunga yang hanya memuat bagian-bagian bunga yang benar-benar ada, jadi menggambarkan keadaan bunga yang sesungguhnya, oleh sebab itu diagram ini juga dinamakan diagram sungguh (yang sebenarnya).
b.      Diagram teoritik, yaitu diagram bunga yang selain menggambarkan bagian-bagian bunga yang sesungguhnya, juga memuat bagian-bagian yang sudah tidak ada lagi, tetapi menurut teori seharusnya ada.
Bagian-bagian yang hanya menurut teori saja seharusnya ada, tidak digambar seperti bagian-bagian yang benar-benar ada, melainkan dengan lambang lain, biasanya bintang atau silang kecil. Kebanyakan hal ini hanya mengenai benang-benang sari saja, yang keadaan yang sesungguhnya pada bunga seringkali tidak cocok dengan teori.
C.     Rumus Bunga
Lambang-lambang yang dipakai dalam rumus bunga memberitahukan sifat bunga yang bertalian dengan simetrinya atau jenis kelaminnya, huruf-huruf merupakan singkatan nama bagian-bagian bunga, sedang angka-angka menunjukkan jumlah masing-masing bagian bunga. Di samping itu masih terdapat lambang-lambang lain lagi yang memperlihatkan hubungan bagian-bagian bunga satu sama lain.
1.      Lambang yang dipakai memberitahukan sifat bunga mengenai simetris dan jenis kelamin bunga.
a.       Actinomorphous (bersimetri banyak) : *
b.      zygomorphous (bersimetri satu) :   
c.       berkelamin jantan : ♂
d.      Berkelamin betina : ♀
e.       Hermatroditus (bunga banci) : ♀
2.      Huruf yang dipakai untuk singkatan nama bagian-bagian bunga :
a.       Kelopak           : K (singkatan dari kaliks)
b.      Tajuk               : C ( singkatan dari Corola)
c.       Benang sari     : A (singkatan dari Abdsoecium)
d.      Tenda              : P ( singkatan dari Perigonium)
3.      Angka-angka diletakkan dibelakang huruf menunjukkan jumlah masing-masing bagian, umpamanya : kaliks mempunyai 3 sepal : K3
4.      Cara untuk menyatakan keadaan lain-lain seperti contoh ;
a.       Corolla 6 dalam 2 lingkaran (+) : C3 + 3
b.      Stamen berlekatan pada corola :[C5, A(…)]
c.       Duduk bakal buah menumpang : G (3), kalau terbenam G  ( 3 )
d.        Daun kelopak berbentuk tabung : K (5)
Contoh : ♀ K (5) [C 3+3, A6] G (3)

Jika bunga misalnya mempunyai 5 daun kelopak, 5 daun mahkota, 10 benang sari dan putik yang terjadi dari sehelai daun buah, maka rumusnya adalah:
K 5, C 5, A 10, G 1. (bunga merak: Caesalpinia pulcherrima Swartz.).
Jika bunga yang mempunyai tenda bunga, misalnya lilia gereja (Lilium longiflorum Thunb.) yang mempunyai 6 daun tenda bunga, 6 benang sari dan sebuah putik yang terjadi dari 3 daun buah, maka rumusnya adalah: 
P 6, A 6, G 3.Karena di depan rumus hendaknya diberi tanda yang menunjukkan simetri bunga, maka biasanya hanya diberikan dua macam tanda simetri, yaitu: * untuk bunga yang bersimetri banyak (actinomorphus) dan tanda (↑) untuk bunga yangbersimetri satu (zygomorphus). Jadi dalam hal rumus bunga merak, yang bersifat zigomorf, rumusnya menjadi:
↑ K 5, C 5, A 10, G 1
Sedang bunga lilia gereja yang bersifat aktinomorf rumusnya menjadi:
* P 6, A 6, G 3.
Selain lambang yang menunjukkan simetri pada rumus bunga dapat pula ditambahkan lambang yang menunjukkan jenis kelamin bunga. Jika kedua contoh rumus tersebut di atas dilengkapi dengan lambang jenis kelaminnya, maka rumusnya menjadi:
♀ ↑ K 5, C 5, A 10, G 1 dan ♀ * P 6, A 6, G 3.

Contoh Rumus Bunga Berbagai Jenis Tumbuhan :
1.      Suku Palmae (Arecaceae), misalnya kelapa (Cocos nucifera L.)
♂ K 3, C 3, A (6), G 0
♀ K 3, C 3, A 0, G (3)
2.      Suku Graminae (Poaceae), misalnya padi (Oryza sativa L.)
♀ ↑ K 1 + (2), C 2 + 0, A 3, G 1
3.      Suku Cannaceae, misalnya bunga tasbih (Canna indica Hort.)
♀ K 3, C 3, A 5, G (3)
4.      Suku Orchidaceae, misalnya anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis Bl.)
♀ ↑ P 3 + 3,  A 1, G (3)
5.      Suku Liliaceae, misalnya kembang sungsang (Gloriosa superba L)
♀ * P 3 + 3,  A 3, G (3)
6.      Suku Papilionaceae, misalnya kembang telang (Clitoria ternatea L.)
♀ ↑ K (5), C 5,  A 1 + (9), G 1
7.      Suku Maluaceae, misalnya kapas (Gossypium sp.)
♀ * K (5), C 5,  A (    ), G (5)
8.      Suku Bombacaceae, misalnya kapok randu (Ceiba pentandra Gaertn.), durian (Durio zibethinus L.)
♀ * K (5), C 5,  A (), G (5)
9.      Suku ­Solanaceae, misalnya kecubung (Datura metel L.), tembakau (Nicotiana tabacum L.)
♀ ↑ K (5), C (5),  A (5), G (2)
10.  Suku Cruciferae (Brassicaceae), misalnya lobak (Raphanus sativus L.)
♀ * K 4, C 4,  A 2 + 4, G (2)
11.  Suku Nygtaginaceae, misalnya bunga pagi sore (Mirabis jalapa L.)
♀ * K 5, C (5),  A 5, G (5)

Pertanyaan :
1.      Bagaimana menggambarkan diagram teoritik,jika benang sarinya hilang dan rumusannya?
2.      Jelaskan diagram bunga?
3.      Apakah dalam satu bunga ada putik yang lebih dari satu ?
4.      Bagaimana proses /tahapan dalam pembuatan diagram bunga ?

Jawaban :
1.  Jika secara visual benang sarinya terdapat tiga buah sedangkan secara teori benang sarinya terdapat 4 buah maka benang sari yang hilang tersebut digambarkan dengan lambang bintang dan untuk membuat rumusan bunganya disesuaikan dengan tujuannya apakah ingin menggunakan yang secara visual ataukah secara teoritis.
2.  Lingkaran pertama pada diagram bunga adalah kelopak, kedua mahkota, ketiga benang sari, dan keempat putik. Amati apakah bunga tersebut duduk bunganya di ketiak daun apakah hanya diujung, apabila diketiak daun ditukiskan dengan lambang bulat dan apakah memiliki bracteola atau tidak.Kemudian amati penampang melintang batangnya, kemudian amati jumlah kelopaknya dan apakah berlekatan atau tidak (jika tidak berlekatan maka gambarnya tidak boleh menempel), lalu amati jumlah mahkotanya, kemudian jumlah benang sari dan apakah letaknya menumpang atau tenggelam. Dan amati putiknya kemudian gambarkan.
3.  Ada, contohnya pada bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) yang memiliki 5 putik,

4.  
gambar  tersebut kita harus membedakan dulu dua macam letak bunga yaitu :
  • bunga pada ujung batang atau cabang 
  • bunga yang terdapat dalam ketiak daun
bagian-bagian diagram bunganya tersusun dalam beberapa lingkaran.
kemudian membuat lingkaran yang kosentris,sesuai dengan jumlah lingkaran tempat duduk bagian-bagian bunganya.setelah itu buat garis tegak lurus melalui titik pusat lingkaran .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar